Rabu, 04 Januari 2012

Cerpenku 1

                                    Warna-warni Cinta

            Clara adalah seorang gadis remaja yang baik, sopan, serta ramah tamah. Ia tinggal di Jawa Barat tepatnya di daerah Bandung. Clara masih tergolong pelajar, dia merupakan murid baru di salah satu sekolah ternama di Bandung yakni di sekolah SMAN 09 Bandung. Ayahnya pindah ke daerah Bandung dan sekarang telah menjadi dosen di salah satu Universitas di Bandung. Clara pindah sekolah karena mengikuti ayahnya, Ayahnya pindah kerja karena ingin lebih dekat dengan keluarganya di Bandung.
            Clara sekarang tinggal hanya berdua dengan ayahnya, ibunya baru-baru ini pergi jauh meninggalkan mereka berdua dan tak akan pernah kembali. Setelah beberapa minggu di tinggalkan oleh ibunya, Clara jadi sering menangis dan menyendiri, sepertinya ia belum bisa melupakan kenangan-kenangan terindah bersama ibunya. Ayahnya pun merasa kasihan melihat Clara, pada usia masih remaja sudah harus di tinggalkan oleh sang ibu. Tetapi, apa mau di kata itu sudah menjadi suratan takdir sang ibu untuk meninggalkan mereka berdua. Ayahnya selalu menasehati Clara agar tidak sering-sering memikirkan ibunya, karena itu membuat ibunya tidak tenang disana. Beberapa bulan kemudian akhirnya Clara bisa sedikit melupakan ibunya.

            Pada suatu hari tepatnya hari minggu, Rani teman Clara yang bersekolah di SMAN 09 Bandung memberi kabar bahwa besok senin mulai masuk sekolah. Clara tidak bisa membayangkan untuk pertama kalinya ia masuk sekolah itu. Sepertinya ada kejanggalan dalam hatinya mungkin karena ia merasa masih baru di sekolah tersebut, suasananya baru, teman baru, tempat baru, semuanya serba baru.
Hari yang di tunggu-tunggu Clara pun tiba. Paginya dia datang ke sekolah, ia datang di antarkan oleh ayahnya yang kebetulan lewat depan SMA tersebut.
            Setelah mendapat kelas baru, Clara pun bersosialisasi dengan teman-temannya di dalam kelas. Banyak teman-teman yang senang berteman dengan Clara karena Clara tergolong anak yang ramah, baik, dan sopan. Beberapa menit kemudian waktu istirahat pun tiba.
“Clara yuk kita ke kantin”, ajak indah. Indah adalah teman sekelas Clara. “ maaf ndah  aku nggak ke kantin aku sudah bawa makan siang”, jawab Clara sambil menunjukkan sepotong roti di atas mejanya.
 “ oohh oke deh aku ke kantin ya!”. “ iyaa deh daaaa”, jawab Clara.
            Ketika Clara sedang menikmati makan siang. Tiba-tiba Anton teman sekelas Clara memegang pundak Clara. “ hai Clara !”, kata Anton. “ hai siapa ya?”, Tanya Clara. “ Aku Anton teman sekelas mu”, jawab Anton. “ ooh, iya ton ada apa ya?”, Tanya Clara. “ nggak, aku cuma mau nanya, kamu pindahan dari sekolah mana ya?”, Tanya Anton. Akhirnya mereka pun berbicara panjang lebar hingga bel tanda masuk pun berbunyi, dan kemudian mereka melanjutkan proses belajar. Tetapi tanpa sengaja mata Clara pun tertuju pada sesosok laki-laki di luar sana. Laki-laki itu bernama Nazar, dia adalah ketua OSIS di SMA tersebut, dan sekaligus laki-laki yang di idolakan di SMA itu, karena ketampanannya dan pemikirannya yang jenius.
            Tak lama bel tanda pulang berbunyi. Clara pun terkejut takjub semua memori tentang laki-laki itu seakan sirna bagaikan terkena tsunami. Akhirnya dia pun sadar pelajaran sudah berakhir Clara pun segera bergegas untuk pulang. Sesampainya di depan gerbang, ternyata Ayahnya sudah menunggu di depan gerbang sekolah untuk menjemputnya. Setelah sampai di rumah, ia teringat lagi dengan laki-laki tadi. Ia penasaran siapa sebenarnya lelaki tampan itu.
              Ke esokan harinya pun tiba seperti biasa Clara berangkat ke sekolah di antarkan ayahnya. Sesampainya di sekolah ia pun segera menuju ke dalam lokalnya. Sosok laki-laki itu pun masih saja membayangi pikirannya. Namun tiba-tiba laki-laki tersebut lewat di depan kelasnya Clara. Dag..dig..dug..dag..dig..dug jantung Clara seperti mau copot, ketika nazar lewat. Segera saja dia bertanya dengan indah yang kebetulan berada di sampingnya. “ ndah tadi cowok yang lewat siapa ndah?”, Tanya Clara. “ ohh itu nazar dia ketua OSIS di SMA ini”, jawab indah. “ kenapa kamu suka ya sam dia hayoo?”, Tanya indah. “ nggak koq aku cuma nanya aja”, jawab Clara dengan wajah merah. Beberapa jam pun telah berlalu, akhirnya bel tanda pulang pun berbunyi Clara pun segera bergegas keluar kelas dan menemui ayahnya yang sudah menunggu di luar gerbang sekolah. Ketika hampir sampai mulut gerbang, terkadang sesekali Clara melihat ke belakang dia berharap dapat melihat Nazar lagi.
                Ketika sedang melihat kebelakang, tiba-tiba seorang laki-laki yang kelihatannya sedang terburu-buru menabrak Clara dari depan. Clara pun hampir terjatuh namun laki-laki tersebut begitu sigapnya dan langsung menangkap Clara. Clara sempat kesal dengan orang yang tidak sengaja menabraknya, tetapi kekesalan itu berubah menjadi butir-butir kebahagiaan. Tidak di sangka yang menabraknya adalah Nazar lelaki misterius yang selalu membayangi pikirannya. Karena Nazar merasa bersalah, akhirnya Nazar meminta maaf kepada Clara dan kemudian mereka berdua pun berkenalan.
                 Rasa itu kemudian datang lagi membanjiri perasaan Clara dag..dig..dug detak jantung Clara bagaikan genderang yang mau pecah. Tetapi ketika ayahnya memanggil sirna sudah semua itu. “ Clara ayuk pulang nak, ayah harus buru-buru ada tugas di rumah yang harus ayah kerjakan”, kata ayah.
“ baik ayah”, jawab Clara. Akhirnya Clara pun pulang meninggalkan Nazar di depan gerbang.Ke esokan harinya di sekolah, Nazar terlihat terburu-buru. Ternyata Nazar ingin menemui Anton teman sekelas Clara. Setelah bertemu Anton, Nazar pun menceritakan semua kejadian kemarin dan isi hatinya kepada Anton. Ternyata Nazar diam-diam menyukai Clara. Nazar menyuruh Anton untuk mengajak Clara ke taman sekolah sewaktu pulang sekolah.
                 Beberapa jam pun telah berlalu, akhirnya bel tanda pulang pun berbunyi, segera saja Anton menghampiri Clara yang masih duduk di bangku. “ Clara pulang sekolah ikut dengan ku yuk, ini penting ada seseorang yang ingin bertemu dengan mu, mau ya?”, ajak Anton. “ ada apa ton siapa yang mau bertemu dengan ku?”, Tanya Clara. “ ada deh, nanti kamu tahu sendiri koq, yuk ikut aku”. Tanpa pikir panjang Clara pun mengikuti Anton. Sesampainya di taman ternyata Nazar telah menunggu kehadiran Clara. Anton pun menyuruh Clara untuk menemui Nazar. Clara pun merasa tak menyangka kalau yang ingin bertemu adalah Nazar.
                  Perasaan itu seolah datang kembali membanjiri seluruh ruang di hatinya. Jantung nya berdetak begitu kencang ketika berada di depan Nazar. Akhirnya Nazar pun mengungkapkan seluruh isi hatinya kepada Clara. Clara tak menyangka kalau Nazar selama ini memendam perasaannya, rasa itu mulai muncul ketika Nazar melihat Clara pertama kali masuk sekolah. Dan akhirnya karena mereka saling mencintai maka menyatulah separuh hati yang selama ini menantikan kesempurnaan cinta tersebut.
                 Tanpa disadari 3 tahun pun telah berlalu, tapi cinta sejati mereka tetap menyatu bagaikan bulan dan bintang yang selalu bersama-sama menghiasi gelapnya malam. Dan sekarang mereka telah tamat SMA, yang mana mereka akan segera melanjutkan keperguruan tinggi. Setelah mendaftar di ITB Bandung, akhirnya Mereka berdua di terima di Universitas tersebut, mereka pun melanjutkan pendidikannya di Universitas tersebut. mereka memilih Universitas itu karena lebih dekat dengan tempat tinggal meraka berdua. Setiap berangkat kuliah mereka selalu berdua. Sepertinya tak ada yang bisa memisahkan mereka berdua, terlebih kedua orang tua mereka telah menyetujui hubungan mereka.. Hubungan mereka terjalin bagaikan air yang mengalir, mereka saling menjaga perasaan mereka berdua.
                  Suatu hari ketika liburan semester, mereka berdua sepakat untuk berjalan-jalan ke daerah Pekanbaru yang mana itu adalah tempat dimana Clara tinggal sebelum pindah ke Bandung.  Beberapa jam kemudian akhirnya mereka pun sampai di Pekanbaru. Tetapi  tak lama kemudian tiba-tiba ayahnya Nazar menelfonnya. “ Nazar ibu sakit nak, sekarang ibu di rawat di rumah sakit Hasan Sadikin”, kata ayah Nazar. “ ya Allah ibu sakit apa yah, ibu nggak kenapa-kenapa kan yah?”, Tanya Nazar dengan nada serius. “ mungkin ibu kecapekan nak, soalnya tadi malam ibu nggak tidur karena mencemaskan keberangkatan kalian berdua, kamu pulang ya nak, ibu sangat mengharapkan kehadiran mu nak, dari tadi ibu panggil-panggil kamu nak, pulang ya nak”, ajak ayah Nazar. “ iya ayah, Nazar sekarang siap-siap pulang yah”. Akhirnya Nazar dan Clara pun segera berangkat menuju Bandung.
                   Beberapa jam pun telah berlalu, akhirnya mereka sampai di Bandung. Tanpa pikir panjang mereka langsung menuju rumah sakit tempat dimana ibu Nazar di rawat. Sesampainya di Rumah Sakit dan bertemu dengan sang ibu, Nazar langsung memeluk ibunya. “ ibu… ibu kenapa, ibu tidak apa-apakan?”, Tanya Nazar dengan nada mencemaskan. “ iya ibu tidak kenapa-kenapa koq nak, ibu hanya kecapekan saja”, jawab ibu. “ Ibu tidak kenapa-kenapa nak, tadi dokter sudah memeriksa ibu. “ benar kan bu,ibu tidak apa-apa”, pintas Clara untuk meyakinkan. “ iya nak Clara, ibu tidak kenapa-kenapa koq nak, ibu baik-baik saja”, jawab ibu.
                   Beberapa hari pun telah berlalu, akhirnya ibu Nazar pun sudah sembuh dan di izinkan pulang oleh dokter Ramzi yang merupakan dokter umum yang merawat ibu Nazar. “ terima kasih ya dok atas perawatan istri saya”, kata ayah Nazar. “ iya pak sama-sama, itu kan memang sudah tugas kami pihak rumah sakit”, jawab pak dokter.
                 Setelah sampai di rumah. Beberapa jam kemudian Clara dan Ayahnya datang untuk menjenguk ibu Nazar di rumahnya. Mereka pun berbincang-bincang tentang keradaan ibunya Nazar. Tetapi tiba-tiba ayah Nazar mengalihkan pembicaraan. Ayah Nazar menginginkan Clara untuk menjadi calon istrinya Nazar. Semuanya terdiam, Nazar pun terkejut mendengar perkataan ayahnya itu. Sementara Clara hanya tersenyum-senyum kecil. Ayah Clara melihat Clara tersenyum itu berarti pertanda ia menyetujuinya. Segera saja ayah Clara meminta kapan akan diadakan pernikahannya. Dan kemudian mereka berbincang untuk membicarakan tentang pernikahan itu. Akhirnya mereka sepakat menikah bulan depan yaitu pada bulan September tahun 2010.

                 Berhari-hari telah mereka lalui, akhirnya hari yang di tunggu-tunggu pun datang. Semua syarat-syarat pernikahan telah mereka penuhi. Namun tiba-tiba pada saat memulai acara pernikahan Clara jatuh pingsan. Tentu saja kejadian itu membuat semuanya panik, Nazar langsung membawa Clara kerumah sakit terdekat untuk memberi pertolongan kepada Clara. Sesampainya di rumah sakit dokter segera memeriksa Clara. Setelah selesai, Dokter  yang memeriksa Clara pun akhirnya datang untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.
                  Tak  pernah di sangka sebelumnya ternyata Clara sudah meninggal dunia. Clara meninggal karena terkena serangan jantung, mendengar itu ayah Clara langsung menceritakan kepada Nazar bahwa pada usia SMP Clara sudah mengidap penyakit jantung.. Air mata kesedihan pun jatuh membasahi wajah Nazar. Nazar syok seolah ia tak percaya dengan semuanya.
Nazar seperti  tidak yakin kalau Clara akan pergi pada saat seperti ini. “ sabar ya nak, mungkin ini sudah suratan takdir Clara untuk meninggalkan kita semua”, kata ayah Clara. “ iya yah ”, jawab Nazar dengan nada lirih. Dan kemudian ayah Clara pulang dan langsung mengurusi pemakaman Clara. Tetapi Nazar tetap ingin menikahi Clara, sepertinya cinta Nazar kepada Clara tidak akan pernah musnah, walaupun Clara sudah pergi jauh meninggalkannya.
                    Nazar meminta izin kepada orang tuanya dan juga ayah Clara untuk tetap menikahi Clara walaupun mereka menikah di pemakamannya Clara. Setelah mendapat izin, akhirnya proses pernikahan pun berlangsung hikmad di pemakaman tersebut. Dan telah resmi lah Clara menjadi istri Nazar. Nazar bahagia karena bisa menikah dengan Clara tetapi di samping itu dia juga sedih karena harus ditinggalkan oleh seseorang yang ia cintai. Itu lah perjalanan cinta Clara dan Nazar. Cinta sejati akan selalu abadi selamanya. 
                   Akhirnya 2 tahun kemudian Nazar hidup seperti biasanya dan kini ia telah sukses menjadi dosen di salah satu Universitas ternama di Jawa barat. Walaupun sekarang dia hidup sendiri, dia tetap berusaha untuk menjadi orang yang berguna bagi kedua orang tuanya dan berguna bagi orang lain. 


Karya : Riki kurniawan

0 komentar:

Posting Komentar